Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi di Sejumlah Wilayah Jateng
Editor: Makmun Hidayat
Sementara terkait bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Kebumen, pihaknya sudah menurunkan tim bantuan, logistik, termasuk kantong pasir (sandbag) dan alat berat.
“Banjir di Kebumen, disebabkan curah hujan tinggi sehingga tanggul sungai jebol. Upaya darurat penanganan tanggul jebol sudah dilakukan. Termasuk pendirian posko bencana dan pengungsian, juga sudah dilakukan oleh teman-teman BPBD Kebumen,” terangnya.
Di satu sisi, pihaknya juga sudah berkordinasi dengan BPBD daerah, untuk memperhatikan penerapan protokol kesehatan dalam posko bencana dan pengungsian.
“Terjadinya bencana alam di tengah pandemi Covid-19, memang membutuhkan perhatian ekstra. Tidak hanya di posko pengungsian, namun juga pada saat proses evakuasi. Ini kita sampaikan agar bisa ditaati, untuk kepentingan bersama,” pungkasnya.
Pihaknya juga meminta seluruh BPBD kabupaten/kota di Jateng, untuk menyampaikan informasi peta rawan bencana sampai ke desa-desa. Termasuk berkoordinasi dengan lintas sektoral TNI-Polri, memantau cuaca melalui BMKG, serta menyebarkan kontak BPBD ke desa-desa.
Sementara, Kasi Kesiapsiagaan BPBD Jateng, Adi Widagdo menambahkan, saat ini Desa Tangguh Bencana di 35 kabupaten/kota di Jateng, juga sudah aktif kembali, dalam upaya kesiapan tanggap bencana.
“Desa Tangguh Bencana ini mempunyai kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisasikan sumber daya masyarakat, untuk mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas, demi mengurangi resiko bencana,” paparnya.
Sejauh ini di Jateng sudah terdapat sekitar 552 Desa Tangguh Bencana, yang dibentuk pusat, provinsi maupun kabupaten/kota. “Mereka sudah dibekali tentang kemampuan dalam menghadapi bencana, termasuk perencanaan penanggulangan hingga pengurangan risiko,” tambahnya.