Mahasiswa Unimus Kenalkan Teknologi Penyiraman Pertanian Bawang Merah

Editor: Makmun Hidayat

SEMARANG — Pemanfaatan teknologi tepat guna diperlukan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian maupun mengoptimalkan kinerja petani. Tak terkecuali bagi petani bawang merah.

Hal tersebut menjadi fokus tim mahasiswa Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), dengan memperkenalkan mesin penyiraman semi otomatis alih teknologi sederhana bagi petani bawang merah.

“Keterbatasan teknologi alat untuk membantu dalam proses produksi, menjadi kendala yang dihadapi petani. Akibatnya, mereka kesulitan mengembangkan pertanian bawang merah. Misalnya, semua proses pemeliharaan bawang merah masih menggunakan metode manual dalam tawu banyu atau penyiraman. Demikian juga, untuk membajak tanah juga masih menggunakan cangkul,” papar Ketua Tim PHP2D Unimus, Hanung Unggul Prastawa saat ditemui di kampus Unimus, Kedungmundu, Semarang, Senin (12/10/2020).

Hal tersebut mendorong pihaknya, memperkenalkan metode penyiraman semi otomatis dengan teknologi sederhana bagi petani bawang merah.

“Karakteristik pertanian bawang merah, yakni adanya irigasi atau saluran air di setiap lajur penanaman. Air dari irigasi ini dimanfaatkan untuk penyiraman. Namun selama ini, proses penyiraman tersebut masih dilakukan secara manual, dengan menggunakan ember atau gayung,” terangnya.

Dosen pendamping Eko Yulianto S.Pd.Si.,M.Pd, bersama ketua tim Hanung Unggul Prastawa serta anggota PHP2D Unimus, saat ditemui di kampus Kedungmundu, Semarang, Senin (12/10/2020). -Foto Arixc Ardana

Persoalannya, dengan cara manual tersebut, waktu yang dibutuhkan cukup lama sekitar 8 jam penyiraman untuk luas lahan 500 meter persegi.

Lihat juga...