Kenakan Batik Cara Menjaga Warisan Tradisi Leluhur

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Hanung Widi Nugroho, pendamping desa di Kecamatan Ketapang Lampung Selatan menyukai batik tulis asal Yogyakarta untuk pakaian resmi salah satunya kegiatan Musrembangdes di Desa Sripendowo, Jumat (1/10/2020). Foto: Henk Widi

Dona Prima Lusia yang bertugas sebagai pendamping desa mengaku memilih batik cetak. Jenis bahan batik yang menyerap keringat dan dingin sebutnya sangat cocok saat musim kemarau.

Warga Desa Sri Pendowo itu menuturkan sebelum ditetapkan sebagai hari batik, ia telah terbiasa memakainya. Saat kondangan, acara keluarga batik jadi pakaian yang fleksibel.

“Bahan batik bisa dibuat sesuai dengan model untuk acara resmi dan santai sehingga fleksibel,” terangnya.

Batik sebutnya erat hubungannya dengan budaya dan tradisi keluarganya. Jenis kain jarik batik kerap jadi buah tangan, suvenir yang harus diberikan kepada orang yang dituakan. Sebelum menikah ia memberikan kain batik untuk sang nenek dan kakek. Demikian juga saat memiliki anak kecil kain batik kerap diberikan kepada orangtua sebagai tanda berbakti.

Memiliki nilai sejarah dan budaya, bahan batik digunakan sebagai seragam dinas bagi aparatur desa. Chandra Irawan, kepala Desa Sri Pendowo, Kecamatan Ketapang menyebut menjadwalkan seragam batik sepekan sekali. Seragam dikenakan oleh aparatur desa saat bertugas. Cara tersebut bertujuan melestarikan batik.

“Jenis kain batik saat ini banyak yang memiliki ciri khas Lampung dalam bentuk tapis sehingg lebih variatif,” bebernya.

Lihat juga...