Gubernur Jabar: Orisinalitas dan Keramahan Syarat Pariwisata Berkelanjutan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Jaga tradisi budaya lokal ini sebaik-baiknya, agar masyarakat Desa Cibuntu tetap memiliki identitas. Tidak boleh hilang adalah keramahtamahan warga, anu someah hade ka semah,” katanya sore tadi.
Menurutnya orisinalitas dan keramahtamahan warga menjadi salah satu syarat pariwisata berkelanjutan (suistainable tourism) yang berpotensi besar mendatangkan kesejahteraan bagi warga sekitar destinasi wisata.
“Masyarakat Desa Cibuntu semuanya saleh karena sudah nyugemakeun (memberikan kenyamanan) wisatawan dengan total ada 300 rumah yang bisa disewakan untuk dijadikan homestay,” katanya.
Dia pun tak lupa menitip ke Abah Awang (Kepala Desa Cibuntu), agar jangan berpuas diri dan bisa menjadi teladan sebagai “Bapak Pembangunan” di desa wisata lainnya. Diharapkan bisa maju bersama-sama untuk menjadi bangsa yang besar.
Wakil Bupati Kuningan, M Ridho Suganda, menjelaskan ketulusan, gotong royong, dan kesederhanaan yang tercermin dari sikap dan perilaku warga Desa Cibuntu menjadi daya tarik bagi wisatawan. “Sedekah dari hasil panen petani merupakan genius of local,” cetus Ridho.
Menurut Ridho, Desa Cibuntu sejak lama menjadi andalan Kuningan dalam pengembangan wisata berbasis budaya. Hal ini dapat terwujud berkat peran masyarakat dan kepala desa. “Ini juga merupakan tanda motivasi untuk kita semua karena keterlibatan masyarakat merupakan sebuah bukti nyata,” katanya.
Menurut Kepala Desa Cibuntu, Abah Awang, secara filosofi Sedekah Bumi mengilustrasikan hidup menatap hari esok yang lebih baik. Bumi adalah wadah segala bentuk makhluk hidup yang menyediakan sandang, pangan, dan papan. Sedekah Bumi merupakan miniatur cinta dan pengorbanan semoga bisa meningkatkan ketakwaan dan nikmat bersyukur.