Dua Profesor UB Sumbang Pemikiran di Bidang Kesehatan dan Peternakan

Editor: Makmun Hidayat

“Dengan demikian terjadi kesenjangan antara supply dan demand yang semakin lebar. Kesenjangan ini diperkirakan akan terus meningkat sehingga diperlukan upaya-upaya yang cerdas dalam memenuhi permintaan daging secara cepat,” ucapnya.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan penyediaan daging dan menuju ke Swasembada Daging, maka sudah saatnya Indonesia melaksanakan pembibitan ternak sapi. Untuk itu perlu dilakukan seleksi, yaitu program untuk memilih pejantan atau induk yang nantinya akan menghasilkan anak-anak dengan performans seperti yang diinginkan.

“Metode yang diharapkan mampu menjadi solusi yaitu Pyramidal breeding structure,” ucapnya.

Metode ini berupa struktur pembagian tugas berpola piramida, di mana terdapat hubungan dan regulasi antara breeder sebagai penyedia bibit yang dalam hal ini dapat berupa lembaga pemerintah, lembaga penelitian atau peternak pembibit, ataupun koperasi yang berada di posisi puncak. Kemudian berhubungan dengan multiplier dengan fungsi dalam reproduksi yaitu penghasil anakan ataupun bakalan yang dalam hal ini bisa berupa perusahaan atau UPT, yang menyediakan sapi untuk produksi atau digemukkan.

Multiplier dalam menghasilkan bakalan, dapat dikombinasikan dengan manajemen Cow-calf operation merupakan suatu mekanisme kerja yang menghasilkan sapi bakalan dengan efisien dan low input. “Dengan pengaturan yang baik maka model ini diharapkan dapat menjadi terobosan dalam peningkatan produktivitas ternak ruminansia khususnya sapi dan meningkatkan produksi daging,” ujarnya.

Sementara itu Rektor UB, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR., MS. mengaku sangat bersyukur dengan tambahan dua profesor baru.

Lihat juga...