Dua Profesor UB Sumbang Pemikiran di Bidang Kesehatan dan Peternakan

Editor: Makmun Hidayat

“Sumbatan yang tidak segera dibuka akan menyebabkan kerusakan otot jantung yang apabila meluas terjadilah gagal jantung. Dan setelah didiagnosa gagal jantung, 1 dari 5 pasien, meninggal dalam waktu 12 bulan,” ungkapnya.

Oleh sebab itu guna mengatasi permasalahan tersebut Prof. Saifur melakukan pendekatan sistematik dan integratif salah satunya dengan cara membuat kelompok kajian komunitas peduli jantung di Malang (Malang Community Cardiovascular Care = MC3).

Bagi mereka yang sudah mengalami serangan jantung, untuk mencegah terjadinya progresifitas gagal jantung, selain mengoptimalkan obatnya, komunitas berbasis komunitas rehabilitasi juga sangat dibutuhkan dimana mereka akan mengadakan perubahan pola hidup yang baik ke arah yang lebih sehat dengan kualitas hidup yang lebih bagus.

“Pada tahun 2015 kita mengajak pasien-pasien yang sudah pernah mengalami serangan jantung untuk bekerja sama saling care dan share bagaimana mereka mengadakan kegiatan berbasis komunitas dengan olahraga rutin, pemberian edukasi sehingga terdapat kepatuhan minum obat yang lebih tinggi, pola hidup sehat yang lebih baik,” terangnya.

Hasilnya sekarang kepatuhan minum obat semakin meningkat, tekanan darah lebih banyak terkontrol, kewaspadaan terhadap serangan jantung meningkat, keterlambatan masuk rumah sakit menurun dan kualitas hidup lebih baik, tuturnya.

Sementara itu Prof. Dr. Ir. Sucik Maylinda, MS, dalam pidato pengukuhannya yang berjudul ‘Strategi Seleksi Ternak Ruminansia Melalui Model Pyramidal Breeding Structure’ mengatakan, hingga saat ini Indonesia masih  kesulitan dalam memenuhi kebutuhan daging. Seperti yang dilaporkan BPS (2019) bahwa terjadi peningkatan impor daging dari Australia (pengekspor terbesar) tahun 2018 ke 2019 adalah 85,192,1 ton menjadi 100,623 ton.

Lihat juga...