CHICAGO — Harga emas berjangka sedikit menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mencatat kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut, di tengah kekhawatiran investor atas ketidakpastian rancangan undang-undang bantuan virus corona ketika pemilu AS kurang dari sebulan lagi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, terkerek 2,7 dolar AS atau 0,14 persen, menjadi ditutup pada 1.928,90 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu (9/10/2020), emas berjangka melonjak 31,1 dolar AS atau 1,64 persen menjadi ditutup pada 1.926,20 dolar AS.
Emas berjangka juga menguat 4,3 dolar AS atau 0,23 persen menjadi 1.895,10 dolar AS pada Kamis (8/10/2020), setelah terpangkas 18 dolar AS atau 0,94 persen menjadi 1.890,80 dolar AS pada Rabu (7/10/2020), dan jatuh 11,3 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.908,80 dolar AS pada Selasa (6/10/2020),
Investor prihatin dengan situasi politik AS secara umum saat pemilu AS akan berlangsung kurang dari sebulan lagi dan ada ketidakpastian apakah proses politik AS akan dapat mendorong rancangan undang-undang COVID-19 sebelum pemilu atau bahkan mungkin sebelum akhir tahun ini.
Pemerintahan Trump pada Minggu (11/10/2020) meminta Kongres untuk mengesahkan RUU bantuan virus corona yang dilucuti menggunakan dana sisa, ketika negosiasi tentang paket yang lebih luas mengalami penolakan.
“Kami berbicara triliunan (dalam stimulus) satu hari dan itu miliaran pada hari berikutnya dan itu (mungkin) akan menjadi jutaan berikutnya. Rasanya semakin kecil menjelang pemilihan,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.