Cina Tanggapi Pernyataan Pompeo Soal Muslim Uighur

Dokumentasi-- Shalat jamaah ashar di masjid kampus perguruan tinggi Islam di Urumqi, Xinjiang, China, 4 Januari 2019. -Ant

JAKARTA – Pemerintah Cina menyampaikan klarifikasi terhadap pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Michael Richard Pompeo, yang menyebut Partai Komunis Cina merupakan ancaman bagi kebebasan umat beragama, termasuk di antaranya komunitas Muslim Uighur di Xinjiang.

“Konstitusi Tiongkok melindungi kebebasan beragama segenap warganya, juga hak-hak sah dari semua etnik minoritas. Hak asasi rakyat semua etnik di Xinjiang sepenuhnya terjamin,” kata Duta Besar Cina untuk Indonesia Xiao Qian, lewat pernyataan tertulis, yang disiarkan di laman resmi Kedutaan Besar Republik Rakyat Cina di Indonesia.

Pompeo, saat melawat ke Indonesia, menemui Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Jakarta, Kamis. GP Ansor merupakan badan otonom yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Muslim terbesar di Indonesia.

Dalam pertemuan itu, Pompeo menyebut tidak ada alasan apa pun yang dapat membenarkan perbuatan Pemerintah Cina di Xinjiang.

“Tidak ada pembenaran atas pengurangan kemiskinan dengan memaksa sterilisasi atau mengambil anak-anak dari orang tua mereka, untuk diajar kembali di sekolah asrama yang dijalankan oleh negara,” kata Pompeo, di hadapan anggota GP Ansor.

Pernyataan Pompeo itu merujuk pada kamp-kamp pelatihan yang dibuat oleh Pemerintah Cina untuk masyarakat etnis Uighur.

“Ancaman terbesar bagi masa depan kebebasan beragama adalah perang Partai Komunis Cina terhadap orang-orang dari umat mana pun, Muslim, Budha, Kristen, juga praktisi Falun Gong,” sebut Pompeo dalam acara yang sama.

Tidak lama setelah pertemuan antara Pompeo dan GP Ansor, Dubes Xiao Qian, menegaskan bahwa Cina merupakan sahabat tulus bagi dunia Muslim.

Lihat juga...