Atasi Kebosanan, Pantai Jadi Alternatif Tempat Membaca dan Bermain
Editor: Makmun Hidayat
Meminimalisir penggunaan gawai bagi anak-anak di pesisir pantai, Halimatus Sa’adah kerap mengajak anak-anak bermain di pantai. Lokasi yang berada di tempat terbuka, angin segar, pantai berpasir dimanfaatkan anak-anak untuk melakukan aktivitas fisik. Permainan tradisional dakon, lompat tali, engkling jadi pilihan untuk bersosialisasi dengan rekan sebaya.
“Anak-anak yang berminat membaca buku bisa memanfaatkan meja dan kursi di bawah rindangnya pohon ketapang,” cetusnya.
Aktivitas belajar di luar ruangan sebut Halimatus Sa’adah cukup aman. Sebab sebagian anak tetap berada di wilayah tersebut selama masa belajar online. Wilayah yang masuk zona hijau tetap diberinya sosialisasi untuk menjaga protokol kesehatan. Sebab memasuki era kebiasaan baru (new normal) anak-anak tetap wajib memakai masker, rajin mencuci tangan pakai sabun dan jaga jarak.
Sebelumnya anak-anak bisa membaca buku di Rubaca Pantai Sumur Induk. Namun ruangan terbatas yang tidak memungkinkan banyak anak dalam satu ruangan, Pantai Pedada jadi pilihan. Meminta izin dari pengelola pantai tersebut untuk menjadi lokasi bermain, aktivitas belajar membaca buku juga bisa dilakukan.
“Fasilitas buku bacaan berkolaborasi dengan pegiat literasi motor perahu pustaka yang concern pada anak pesisir,” cetusnya.
Ardy Yanto, pegiat perpustakaan keliling menyebut berkoordinasi dengan Rubaca Pantai Sumur Induk. Aktivitas keliling membawa buku dengan motor Perpustakaan Nasional bantuan Presiden Joko Widodo tetap berjalan saat era new normal. Membawa ratusan buku dengan obrok atau tas buku anak-anak pesisir diberi kesempatan membaca buku.
“Selama era new normal anak butuh buku bacaan di sela sela waktu bermain sehingga lebih variatif aktivitas yang dilakukan,” cetusnya.