SNI Plambing Dukung Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Layak
“Selain itu, SNI yang telah ditetapkan ini diharapkan dapat menjadi acuan kalangan industri dalam mengembangkan produknya, untuk menjamin kesehatan, keamanan, dan keselamatan bagi masyarakat,” lanjut dia.
SNI wajib terkait dengan plambing, di antaranya, SNI 2547:2008 tentang Spesifikasi meter air minum, SNI-03-0797-2006 tentang kloset duduk, SNI 0039:2013 tentang Pipa Baja untuk Saluran Air dengan atau Tanpa Lapisan Seng, SNI 0139:2008 tentang penyambung pipa berulir dari besi cor malleable hitam dan SNI 0084-2002 tentang pipa pvc untuk saluran air minum.
Dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDG’s) lanjut Kukuh, SNI terkait plambing ini mendukung tujuan ke-6 yaitu tentang penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak.
Sebagai wujud nyata implementasi standar dan sanitasi yang layak tersebut, BSN bekerja sama dengan International Water Sanitation Hygiene (IWSH) di bawah naungan the International Aassociation of Plumbing and Mechanical Officials (IAPMO) mengembangkan 2 role model yakni membangun toilet umum yang berstandar dan menerapkan sistem sanitasi yang baik di Desa Cisauk sekitar 50 kilometer dari Jakarta dan Desa nelayan Kelurahan Untia, Sulawesi Selatan.
Direktur Pengembangan Standar Infrastruktur, Penilaian Kesesuaian, Personal dan Ekonomi Kreatif BSN, Hendro Kusumo, menyampaikan bahwa pada tujuan ke -6 SDG’s, ISO berkontribusi pada 227 standar mengenai penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak, di mana aspek sistem pipa air mendukung pengembangan kota pintar.
Ketua Asosiasi Plambing Nasional, Muhajir, banyak tantangan untuk menerapkan standar SNI plambing di Indonesia.