Pelaku Perjalanan Menurun Berdampak pada Usaha Kuliner di Bakauheni

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Menurunnya jumlah pelaku perjalanan memakai moda transportasi kapal laut berimbas bagi pelaku usaha kuliner. Agustin, pemilik kantin Jatra yang memiliki usaha sejak belasan tahun silam menyebut alami penurunan omzet signifikan. 

Tren penurunan pelaku perjalanan tersebut dihitung dari penumpang kapal ke tiga dermaga. Penumpang kapal memakai dermaga 1, 2 dan 3 yang merupakan dermaga reguler kerap mampir ke warung makan miliknya. Rata rata ia bisa menjual ratusan bungkus nasi perhari.

Semenjak Covid-19 jumlah pelaku perjalanan menurun drastis. Konsumen yang tetap makan di warung miliknya didominasi sejumlah karyawan pelabuhan. Omzet semula Rp3 juta per hari anjlok menjadi hanya rata rata Rp1 juta per bulan.

“Puncak pembatasan sosial antar wilayah bulan Maret silam, usaha saya tutup, tidak bisa menggaji karyawan karena omzet anjlok,” terang Agustin saat ditemui Cendana News, Selasa petang (22/9/2020).

Sempat bertahan, Agustin menyebut terpaksa mengurangi tiga karyawannya. Memiliki tanggungan kredit pada salah satu bank pemerintah membuat ia kewalahan membayar angsuran. Tingginya uang sewa tempat usaha mencapai puluhan juta per tahun juga sulit diangsurnya.

Agustin yang mendapat bantuan program kemitraan bina lingkungan dalam bentuk permodalan juga kalang kabut.

“Karena sistem kepercayaan sebagian pelanggan makan masih meningggalkan bon hutang, ada yang belum melunasinya,” terang Agustin.

Adanya program bantuan usaha mikro melalui Kementerian Koperasi dan UMKM sebutnya sulit diperoleh. Pasalnya ia telah memiliki tanggungan kredit di bank. Sebagai solusi tetap bisa membayar angsuran bank hingga biaya sewa.

Lihat juga...