Panen Raya, Harga Cabai di Sejumlah Pasar Tradisional Semarang Jatuh

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Hal tersebut diakui Diana, seorang pembeli di Pasar Peterongan Semarang. Meski harga turun, dirinya tidak berkeinginan untuk memborongnya. “Ya sebenarnya senang harga cabai, sayur mayur turun, uang belanja jadi sisa dan bisa buat beli yang lain. Namun kalau buat memborong sih tidak, jadi ya biasa-biasa saja,” jelasnya.

Kondisi serupa juga terjadi di Pasar Meteseh Tembalang, Semarang. Meski ada perbedaan harga lebih mahal, namun tidak terlalu tinggi.

“Harga cabai merah, rawit, hijau per kilogram Rp 23 ribu. Memang harga turun, sudah sekitar sebulanan,” terang Parwati, salah seorang pedagang.

Diakuinya penurunan harga tersebut terjadi karena harga di pemasok, juga turun. “Saya ambil di pasar induk Johar, dari sana sekilo dihargai Rp 15 ribu – Rp 17 ribu. Saya jual lagi Rp23 ribu,” terangnya.

Sejauh ini dengan turunnya harga cabai , minat pembeli juga tidak berubah, masih tetap seperti biasanya. “Kalau pembeli banyak yang senang, karena harga turun, tapi mereka juga tidak kemudian memborong. Ya tetap beli sewajarnya saja. Kalau sehari-hari, biasanya bisa menjual sekitar 10 -15 kilogram,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng, Arif Sambodo, mengakui jika terjadi penurunan harga jual sejumlah komoditas pertanian di Jateng.

“Penurunan harga terjadi karena stok hasil panen raya melimpah, sementara permintaan pasar tetap, bahkan berkurang akibat pandemi covid-19, akibatnya harga jual turun,” jelasnya.

Arif menjelaskan, saat ini, selain petani cabai, yang sedang mengalami keterpurukan adalah petani tomat dan kol karena harga jatuh, saat masuk panen raya.

Lihat juga...