Menkumham: Optimalkan Lapas untuk Kemandirian Warga Binaan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MALANG – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Hamonangan Laoly, menilai, Sarana Asimilasi dan Edukasi Lembaga Pemasyarakatan kelas 1 Malang (SAE L’Sima), layak dijadikan pilot project percontohan bagi lapas lainnya dalam penyediaan fasilitas pelatihan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Disampaikan Yasonna, SAE L’Sima merupakan sarana untuk mendidik WBP dalam proses asimilasi sebelum mereka keluar dan kembali ke tengah-tengah masyarakat.

“Ini termasuk proses upaya pemandirian WBP sehingga setelah mereka kembali akan menjadi masyarakat yang bermanfaat bagi sekitarnya, bermanfaat bagi keluarga dan bermanfaat bagi negara,” jelasnya usai meresmikan SAE L’Sima yang berlokasi di Desa Maguan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Rabu (16/9/2020).

Menurutnya, bahwa warga binaan ini pernah tersesat dan pernah melakukan pelanggaran hukum, itu benar. Tapi mereka sudah membayarnya dengan masa hukuman yang mereka jalani.

“Kita sudah melatih kemandirian mereka, memberikan pendidikan moral, pendidikan agama maupun keterampilan selama proses mereka berada di lapas, sehingga diharapkan warga masyarakat bisa menerima kehadiran mereka kembali,” tuturnya.

Diakui Yasonna, sebelumnya memang sudah ada lapas-lapas produksi, lapas-lapas yang melatih kerajinan untuk kemandirian WBP. Tapi di situasi di SAE L’Sima ini berbeda dan unik karena bisa menjadi ekoturisme dan bisa menjadi sarana edukasi serta sarana olahraga, tidak hanya bagi para WBP tapi juga masyarakat.

“Kalau program di SAE L’Sima ini bisa berjalan dengan baik akan kita buat sebagai pilot project percontohan di beberapa lapas agar kita bisa menunjukkan kepada dunia luar bahwa program pembinaan WBP kita berjalan dengan baik,” ucapnya.

Lihat juga...