Karinding, Seni Tradisi Dari Tanah Pasundan yang Masih Bertahan di Kranggan

Editor: Mahadeva

BEKASI – Karinding, merupakan salah satu seni pertunjukan, yang memanfaatkan alat musik tradisional, yang terbuat sebilah bambu belah. Bambu dibelah kemudian dan di tengahnya dipasang semacam jarum kecil. Dari getar yang dihasilkan, bambu kecil itu akan mengeluarkan bunyi khas semacam dengung.

Alat Musik itu konon ada sejak berabad-abad silam, bersamaan dengan adanya Nusantara. Orang dahulu, setiap kali memainkan Karinding diiringi dengan mantra dalam bahasa Sunda. Kegiatannya sebagai puji-pujian dan permohonan kepada Yang Maha Kuasa. Karinding menurut bahasa terdiri dari kata Ka Ra Da H, yang artinya dengan diiringi oleh doa sang Maha Kuasa. Atau ada juga yang mengartikan Ka-sumber dan Rinding sebagai bunyi. Sehingga jika diartikan menjadi sumber bunyi.

“Dulunya Karinding di bumi pasundan biasanya digunakan untuk mengusir hama di sawah. Padi ketika mau tumbuh ada hama, orang tua dulu biasa mengusir hama dengan karinding,” ungkap Abah Kabayan, penggiat seni Karinding di Kranggan, Kota Bekasi, Jawa Barat, kepada Kepada Cendana News, Minggu (20/9/2020).

Abah Kabayan, menjelaskan makna seni Karinding, yang memiliki banyak filosofi, Minggu (20/9/2020) – Foto M Amin

Seni Karinding, merupakan bagian dari seni nusantara. Di setiap daerah ada, tapi ada perbedaannya. Seperti di Sumatera maupun di Irian sana. Dahulu kala menurut Abah Kabayan, orang tua hanya memainkan seni Karinding untuk mengusir hama padi. Tetapi dulu, ada semacam mantra yang dibacakan oleh orang-orang tua atau Buhun, sehingga semua hama yang mengganggu tanaman padi akan hilang.

Lihat juga...