Indonesa Painting Contest, Semangat Seniman Lukis di Tengah Pandemi

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Lebih lanjut founder NU gallery, Muchamad Nabil Haroen mengaku sempat ragu untuk menyelenggarakan Indonesa Painting Contest, bahkan nyaris gagal terlaksana.

“Di situasi pandemi tentunya kami harus berhati-hati dalam menyelenggarakan kontes ini, terlebih banyak diikuti para perupa dari berbagai daerah sehingga kami harus melakukan protokol kesehatan yang ketat. Tapi Alhamdulillah amhirnya tetap bisa berlangsung,” imbuhnya.

Menurutnya, melalui tema ini ia ingin menunjukkan bahwa pandemi bukan halangan bagi siapapun termasuk para pelukis untuk berkarya. Mereka harus tetap menunjukkan kemampuan, keahliannya.

“Pandemi bukan halangan, justru adalah momentum yang baik untuk menunjukkan keahliannya dari para pelukis. Acara ini juga sebagai wadah silaturahim dan beradu karya bagi para pelukis,” ucapnya.

Disebutkan, Indonesia Painting Contest merupakan sebuah kontes melukis tingkat nasional yang sudah diselenggarakan kali ke tiga. Tahun pertama di Jakarta, tahun ke dua di Surakarta dan tahun ke tiga di Malang.

“Dengan menjaga rutinitas diadakannya kontes melukis ini, maka kita berharap dunia seni rupa terutama seni lukis di Indonesia akan tetap hidup karena ini merupakan kekayaan dan karakter bangsa kita,” terangnya.

Sementara itu, perwakilan juri, Bambang AW, ada empat kriteria penilaian yang digunakan dalam kontes kali ini. Pertama, kesesuaian antara tema dengan lukisan yang dibuat. Kemudian konsep dari lukisan yang merupakan hasil dari pemikiran teman-teman ke dalam kanvas. Selanjutnya dari teknik yang digunakan, dan yang terakhir adalah estetik.

“Empat unsur tersebut harus terpenuhi dalam sebuah karya sehingga itulah yang nanti akan bisa keluar menjadi juara,” pungkasnya.

Lihat juga...