Imbas Covid-19, Pelaku Kesenian di Lamsel Terpaksa Ngamen
Editor: Koko Triarko
“Kami tidak menetap, terpaksa pindah-pindah pada sejumlah perempatan jalan yang memiliki lampu merah, agar bisa mengamen,”cetusnya.
Kendala pengguna kendaraan yang enggan memberi uang saat mengamen, dimaklumi. Sebab, saat pandemi sebagian masyarakat enggan melakukan kontak fisik dengan orang lain. Meski demikian, dalam sehari grup musiknya masih bisa mendapat uang ratusan ribu. Pecahan uang Rp1.000 hingga Rp10.000 masih bisa diperoleh.
Tampil di tepi jalan, Heri tetap memakai masker. Penampilan alat musik angklung jalanan menjadi pilihan terakhir. Jika tidak ada panggilan atau tanggapan, ia dan anggota grup musik tersebut tidak mendapat penghasilan. Saat akhir pekan, kelompok musik tersebut masih tampil dengan cara keliling pada malam hari di pusat kegiatan olah raga (PKOR) Way Halim.