Imbas Covid-19, Pelaku Kesenian di Lamsel Terpaksa Ngamen

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Kendati kebijakan new normal sudah diberlakukan, namun sejumlah pelaku usaha kesenian di Lampung Selatan masih belum menerima order. Guna memenuhi kebutuhan, mereka pun terpaksa mengamen di simpang jalan, maupun keliling keluar masuk kampung. Meski hasilnya minim, upaya tersebut cukup untuk sekadar bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.  

Sulimah, anggota kesenian angklung bambu Mekar Sari, menyebut sejak empat bulan terakhir ini pihaknya sama sekali belum pernah menerima order. Sebelumnya, kesenian musik angklung diiringi kendang, jimbe, dan drum tersebut kerap dipanggil untuk mengisi acara pernikahan.

Sulimah, salah satu sinden atau penyanyi kesenian angklung meminta saweran dari warga yang dilintasi selama aktivitas menyanyi keliling diringi alunan angklung, Minggu (13/9/2020). -Foto: Henk Widi

Sejak sejumlah acara pernikahan dan kegiatan kemasyarakatan ditiadakan imbas Covid-19, grup angklung miliknya tidak menerima order. Dalam kondisi normal, sebulan grup musik angklung miliknya bisa tampil minimal empat kali. Alternatif tetap tampil dengan keliling dilakukan oleh grupnya, untuk tetap mendapat penghasilan.

Kendala pelaku usaha kesenian, menurutnya izin keramaian belum bisa diterbitkan. Grup kesenian yang biasanya diundang pada sejumlah acara pemerintahan, khitanan dan sejumlah kegiatan tersebut memilih banyak istirahat. Sesekali aktivitas keliling dilakukan untuk menambah sumber pemasukan bagi anggota, meski hasil terbatas.

“Saat keliling, kami didrop dengan mobil lalu dilanjutkan keliling ke pasar, permukiman warga di pedesaan sembari memainkan alat musik diiringi lagu-lagu keroncong, dangdut dan pop untuk mendapat saweran dan sumbangan seikhlasnya,” terang Sulimah, saat ditemui Cendana News, Minggu (13/9/2020).

Lihat juga...