Festival Lima Gunung Angkat ‘Donga Slamet, Waspada Virus Dunia’
Putaran pertama atau pembukaan festival tahun ini berlangsung 9 Agustus 2020 di kawasan Gunung Sumbing, Dusun Krandegan, Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.
Putaran keduanya berlangsung 12 Agustus di tempat tinggal budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun) di Kadipiro, Yogyakarta; putaran yang ke tiga digelar 22 Agustus di Studio Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang; dan putaran ke empat digelar pada 6 September di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati.
Anton selaku penari, koreografer, dan penggagas pementasan itu menyebut, performa “Lumbung Donga” secara khusus terkait dengan refleksi atas kondisi pandemi dan perlunya keprihatinan serta kepedulian bersama semua orang dalam menghadapi pandemi yang yang berlangsung setengah tahun terakhir.
“Berserah kepada Yang Esa, menyatukan doa, dan sekaligus terus-menerus berupaya mencari jalan keluar dari kesulitan karena pandemi, agar bisa tetap bertahan dan hidup di tengah pandemi,” kata dia.
Secara khusus, menurut dia, performa tersebut juga mengingatkan semua orang, termasuk pengambil kebijakan dan pengampu pemerintahan, untuk memperhatikan secara serius persoalan kerawanan pangan akibat pandemi global yang berkepanjangan dan menimbulkan banyak korban.
“Sebagaimana lumbung dalam tradisi masyarakat, kita sebagai penyimpan bahan makanan pokok, dalam pandemi ini juga harus diperhatikan persoalan dan pengelolaan lumbung pangan dan ketahanan pangan,” ujar Anton, yang tinggal di daerah pertanian.
“Menanam adalah mitigasi pangan yang saat ini harus benar-benar direalisasi,” ia menambahkan. (Ant)