Bancakan Ikan, Cara Nelayan Lamsel Berbagi dan Ucap Syukur

Editor: Koko Triarko

Melakukan kegiatan bancakan, kerap dilakukan dengan mengajak anggota keluarga. Istri, anak dan kerabat diajak serta untuk menikmati hasil tangkapan, sekaligus berbagi tugas. Saat Khotib bertugas mencari ikan, sang istri telah menyiapkan bumbu. Sebab, sebelum melakukan kegiatan bancakan, ia kerap sudah membawa daging ayam untuk dibakar.

“Ikan hasil tangkapan menjadi pelengkap untuk acara bancakan, karena berbagai lauk juga telah dibawa dari rumah,” bebernya.

Bancakan dalam lingkup keluarga dan rekan sesama nelayan, menurut Khotib menjadi hal jamak. Saling berbagi hasil tangkapan kerap dilakukan nelayan lain yang tengah mencari ikan dengan menjala dan memancing. Meski mendapat hasil tangkapan terbatas, Khotib kerap masih bisa mendapat tambahan ikan dari nelayan lain.

Semangat kebersamaan berbagi hasil tangkapan menjadi bagian dari sedekah. Ikan hasil tangkapan yang telah dibersihkan, selanjutnya diolah dengan proses pembakaran. Pengolahan ikan laut dengan cara dibakar, dilakukan pada jenis ikan berkulit tebal. Ikan tengkek yang memiliki kulit keras, meski gosong saat dibakar bagian daging tetap dalam kondisi baik.

“Ikan yang ditangkap dalam kondisi segar memiliki kandungan gizi yang baik, rasa manis dan menyehatkan,” cetus Khotib.

Ardy Yanto,warga Desa Kelawi, menyebut bancakan ikan bakar menjadi bagian sedekah para nelayan. Selain membakar ikan, ia menyebut nelayan kerap membawa daging ayam. Bagian jeroan daging ayam berupa usus, tembolok dan bagian bulu bisa dimanfaatkan untuk umpan. Penggunaan umpan jeroan daging ayam membuat nelayan bisa mendapat ikan karang ukuran besar.

“Kita bisa memperoleh ikan kerapu, kakap yang bersembunyi di batu karang bisa menjadi tambahan ikan yang dibakar,” bebernya.

Lihat juga...