YPPS Larantuka Gunakan Dua Isu Pengembangan Pangan Lokal
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LARANTUKA — Saat ini Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial (YPPS) Larantuka Flores Timur (Flotim) sedang melakukan promosi pangan lokal menggunakan dua isu untuk mendorong perhatian petani dan pemerintah pada pangan lokal.

Hasilnya masih belum bisa dibanggakan, namun YPPS mengerti, memulihkan sesuatu yang sudah hancur atau rusak itu butuh waktu, termasuk waktu untuk mengembalikan kepercayaan orang, terlebih generasi yang belakangan hadir.
“Kedua isu itu adalah Iklim (climate) dan Penurunan Stunting. Iklim itu berkaitan dengan gagal dan suksesnya pertanian karena ancaman alam, selain faktor lain yang sudah menahun, seperti tekhnologi dan inovasi di pertanian,” ungkap Direktur YPPS Larantuka, Flotim, NTT, Melky Koli Baran, Senin (24/8/2020).
Melky katakan, stunting juga mempunyai satu korelasi dengan asupan gisi yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di setiap rumah tangga. Saat mengecek di Flotim pihaknya menemukan bahwa pangan lokal itu urusan masa lalu.
Pangan lokal itu ada di masa lalu kata dia, sedangkan pangan masa kini bersumber dari luar atau bergantung pada support luar. Ia menyebutkan, para petani di desa bercerita bahwa sekitar tahun 1970 ke belakang, mereka punya pangan sendiri.
“Untuk makan dan berbagai urusan lainnya, mereka mengambil pangan di lumbung yang ada di kebun atau di dekat rumah. Petani punya dua lumbung, yakni lumbung tempat menyimpan hasil panen dan lumbung lainnya adalah kebun,” jelasnya.