Usaha Mebel di Lamsel Andalkan Produksi Kayu Lokal
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Usaha mebel atau furniture di Lampung Selatan (Lamsel) saat ini dominan menggunakan kayu lokal. Jenis yang digunakan meliputi medang, sengon, bayur, jati merah, jati putih.
Sarifudin, pemilik usaha mebel di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan menyebut mebel yang dibuat menggunakan hasil budidaya warga. Konsumen yang datang kerap membawa kayu hasil budidaya sendiri.
“Bagi konsumen yang ingin mendapatkan kualitas mebel dengan daya tahan lama kerap memilih jati merah, harganya bisa mencapai jutaan, sementara jenis sengon hanya ratusan ribu, menyesuaikan dana yang dimiliki konsumen,” terang Sarifudin saat ditemui Cendana News, Selasa (18/8/2020).
Mebel yang kerap dipesan meliputi kusen jendela, pintu, daun jendela, lemari, meja, kursi, tempat tidur. Bagi konsumen pemilik kayu hasil panen kebun akan membawa bahan dan ia hanya akan meminta jasa pembuatan dan biaya operasional produksi.
“Kayu lokal, umumnya hasil budidaya warga, dengan usia minimal enam tahun sudah cukup baik untuk bahan baku mebel,” paparnya.
Ketersediaan kayu lokal hasil budidaya di sejumlah warga di Lamsel menurutnya mendukung usaha yang ditekuninya. Sebab saat mendekati tahun ajaran baru sekolah permintaan akan mebel meningkat.
Jenis mebel yang kerap dibuat dalam jumlah banyak meliputi meja, kursi, papan tulis, kotak sampah. Bahan kayu yang kerap digunakan menyesuaikan anggaran sekolah didominasi medang dan sengon.
Iyut Wiyanto, salah satu tukang kayu asal Desa Gandri menyebut pasokan yang lancar membuat usahanya tetap berjalan. Sejumlah interior rumah berupa plafon, penyekat rumah hingga pembuatan bubungan rumah. Penggunaan kayu menurutnya lebih murah dibandingkan dengan besi dan baja ringan.