Penyumbang Utama PDB, KKP Kembangkan Pembenihan Rajungan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Slamet mengapresiasi terobosan yang dilakukan Eddy Nurcahyono, perekayasa BBPBAP Jepara yang berhasil mengembangkan teknologi pembenihan rajungan yang aplikatif bagi masyarakat.

“Strategi kami dalam pengembangan budidaya rajungan, pertama sosialisasi dan adopsi teknologi budidaya. Kedua, kita akan lakukan stock assesment, stock enhancement dan Pengelolaan Perikanan Berbasis Budidaya,” jelas Slamet.

Selain itu, ketiga penetapan kawasan klaster budidaya rajungan dan kawasan suaka induk rajungan melalui restocking. Keempat, revitalisasi dan model perbenihan rajungan, model pengembangan budidaya, selanjutnya kelima melalui diseminasi budidaya oleh UPT sekaligus kontrol, monev dan evaluasi.

“Untuk itu, kita akan terus bekerjasama dengan Badan Riset dan SDM KKP, perguruan tinggi, asosiasi dan swasta untuk benar-benar mewujudkan budidaya rajungan yang berkelanjutan,” tutup Slamet.

Hawis Madduppa, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) juga mengatakan rangkaian pelaksanaan program perbaikan perikanan dalam mendukung program pengembangan perikanan (FIP) rajungan berkelanjutan salah satunya dengan pengembalian stok di alam (restocking).

Selain itu, dalam rangka mendukung pengembalian rajungan kecil dan/atau rajungan bertelur ke laut setelah tertangkap, APRI melakukan suatu gerakan yang dinamakan Gerakan Tangkap Kembalikan Sebelum 5 Menit (GTK5).

Gerakan tersebut dimaksudkan agar nelayan dapat menerapkan pengembalian rajungan kecil dan/atau bertelur dengan jangka waktu kurang dari 5 menit setelah penangkapan untuk mengurangi risiko kematian rajungan dan untuk perikanan rajungan berkelanjutan dalam rangka upaya untuk kelestarian serta keberlanjutan perikanan rajungan di Indonesia.

Lihat juga...