Pedagang di Lamsel Gunakan Aplikasi ‘Online’ Dongkrak Penjualan

Editor: Koko Triarko

Menggunakan aplikasi WhatsApp, menurutnya sekaligus menjadi cara berpromosi. Sebab, selain sebagai pedagang keliling, ia juga menyediakan jasa pengiriman (delivery). Melalui promo dengan WA, ia bisa menjangkau banyak pelanggan. Jasa pengiriman menurutnya akan diperoleh dari pemilik warung untuk mengantarkan pesanan makanan kepada pelanggan.

“Memaksimalkan aplikasi WA, berguna untuk meningkatkan omzet penjualan sekaligus menambah jejaring konsumen,” cetusnya.

Pedagang keliling lain, Lestari, memanfaatkan aplikasi WhatsApp untuk menawarkan produk kulinernya. Ia menjual pempek, risoles, bakwan, pepes ikan, kerupuk, berbagai jenis sayuran matang dan lauk. Ia juga membuat keripik pisang, singkong, otak otak serta berbagai jenis makanan ringan.

“Saya unggah di status facebook, Instagram dan WhatsApp yang sekaligus menjadi media promosi, hasilnya banyak pelanggan membeli produk kuliner,” terang Lestari.

Pemanfaatan aplikasi WhatsApp memungkinkannya memiliki pelanggan hingga ke desa lain. Warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan itu bisa memaksimalkan penjualan dari pemesanan online. Setiap ibu rumah tangga yang membutuhkan kue, ia akan ditelepon. Memaksimalkan aplikasi, usahanya makin dikenal berimbas omzet penjualan meningkat.

Dalam sehari, Lestari bisa mendapat omzet Rp300ribu hingga Rp450ribu. Sebab selain berjualan keliling langsung ke konsumen, ia memasok berbagai jenis kue ke warung. Penjualan kue ke sejumlah warung ikut mendongkrak jumlah penjualan dan omzet harian. Dari omzet yang diperoleh, ia bisa menambah modal, sebagian dipakai untuk membayar setoran motor sebagai sarana berjualan keliling.

Lihat juga...