Neraca Perdagangan Buah Indonesia Masih Defisit
Editor: Koko Triarko
Ada pun dari sisi produksi, buah lokal mengalami tren kenaikan produksi rata-rata dalam 4 tahun terakhir sebesar 10,12 persen.
“Kenaikan produksi buah lokal meningkatkan peluang ekspor, sekaligus juga substitusi buah impor, mengingat permintaan akan buah lokal juga meningkat sejak pandemi Covid-19, khususnya buah yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan memberikan manfaat kesehatan,” kata Airlangga.
Di forum yang sama, Rektor IPB University, Arif Satria, mengatakan, dibutuhkan peran teknologi berbasis 4.0 untuk bisa meningkatkan produksi buah. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence amat dibutuhkan dunia pertanian, untuk bisa memetakan potensi produksi, sekaligus bisnis yang memiliki prospek positif.
“Saat ini kita sudah harus sampai pada tahap percepatan transformasi teknologi, agar Indonesia tak lagi tertinggal dari negara lain. Mekanisasi dari tahap penyiapan lahan, pemupukan, hingga panen membutuhkan teknologi otomatisasi, agar kualitas buah yang diperoleh jauh lebih baik,” ungkap Arif.
Lebih lanjut Arif menilai, saat ini juga kecil kemungkinan bagi generasi muda turun, seperti buruh, mereka lebih tertarik menjadi pemilik bisnis. Karena itu, mekanisasi dalam proses budi daya tanaman harus dimulai dengan teknologi 4.0.
“Rata-rata petani di Indonesia, khususnya buruh tani yang bekerja di lapangan sudah berusia 47 tahun. Kita harus mencetak generasi milenial by design, bukan by accident. Dengan begini, mereka bisa hadir menjadi pelaku usaha,” pungkasnya.