Nasi Goreng Babat Pak Karmin Mberok, Cita Rasa Semarangan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Tidak hanya pengolahan babat yang spesial, bumbu-bumbu yang digunakan pun tidak berubah. Maka tidak mengherankan jika warung tersebut selalu ramai oleh pembeli.

Jika dibandingkan dengan nasi goreng babat pada umumnya, yang berwana agak kecokelatan, karena diberi kecap. Maka nasi goreng babat Pak Karmin, justru berwarna cokelat kemerahan, hal ini berasal dari bumbu babat.

Selain itu, dalam penyajiannya juga menggunakan piring yang didasari dengan daun pisang. Hal ini agar bumbunya terasa lebih terasa. Ciri khas lain dari hidangan nasi goreng babat Pak Karmin ini adalah telur goreng yang selalu disajikan di atasnya.

Telur goreng itu juga sudah diberi bumbu babat. Rasanya? tidak perlu ditanyakan lagi, sudah pasti dijamin enak.

Salah seorang pembeli, Prasetyo, mengaku baru sekali ini datang dan memesan nasi goreng babat Pak Karmin.

“Sebenarnya, rumah saya di Semarang, namun lumayan jauh dari warung ini. Kebetulan tadi sedang jalan-jalan di Kota Lama, kelaparan, lalu diajak mampir,” terangnya.

Diakui, dirinya sempat ragu-ragu, sebab diajak makan nasi goreng pada siang hari. “Biasanya makan nasi goreng itu kan malam hari, suasana dingin, makan nasi goreng pedas panas. Tapi ternyata, setelah saya mencoba makan di sini, rasanya juga tetap enak. Apalagi makan di luar, di bawah pohon rindang,” paparnya lagi.

Ya, selain menyediakan tempat duduk di dalam tenda warung, pembeli juga bisa memilih makan di luar. Setidaknya ada enam meja yang disediakan, bagi pembeli yang ingin menikmati makanan sambil beratapkan langit.

Harga satu porsi nasi goreng babat pun relaif terjangkau sebesar Rp 20 ribu, jika ingin ditambah petai juga bisa, namun harganya tentu berbeda. Sedangkan nasi gongso babat dihargai sebesar Rp 25 ribu per porsi.

Lihat juga...