Menelisik Tradisi Malam 1 Suro di Sumbersari Desa Pasuruan

Editor: Makmun Hidayat

“Setelah doa dari dua umat beragama semua hidangan yang dibawa boleh diambil untuk dibawa pulang,” cetus Omon Budianto.

Semua takiran yang dibawa kerap menyesuaikan jumlah keluarga. Simbol wakil setiap keluarga berbagi rejeki dan berkah dilakukan dengan cara menukar makanan. Setiap warga yang membawa makanan wajib mengambil makanan milik warga yang lain. Sebab cara tersebut menjadi simbol ungkapan syukur memberikan makanan bagi orang lain.

Lisdaryanti, salah satu warga menyebut membuat hidangan mi goreng, kikil peda, telur dan nasi. Semua hidangan itu dikemas memakai daun pisang yang dibawa memakai nampan. Usai semua hidangan tersebut dibawa ke pusat jalan desa, anak-anaknya membawa pulang takiran milik warga lain. Sementara takiran miliknya telah dibawa oleh warga lain.

Hidangan yang dibawa pulang berupa nasi putih, berbagai jenis lauk dan kerupuk disantap bersama. Makan bersama dengan menu yang dibuat oleh orang lain menurutnya menjadi simbol berbagi. Anak-anak juga diajarkan untuk merasakan berbagai jenis menu olahan warga lain yang dibawa pulang. Kebahagiaan anak-anak terlihat saat menyantap makanan terbungkus daun pisang dari tradisi baritan malam satu Suro tersebut.

Lihat juga...