LRSDKP: Indonesia Penyumbang Sampah Terbesar ke-2 Dunia
Editor: Koko Triarko
Karena itu, lanjutnya, mulai dilakukan modelling dengan melibatkan berbagai elemen terkait, untuk mengidentifikasi asal sampah dan jenisnya.
“Riset berlanjut ke Bali, Aceh dan sekarang di Bengkalis. Tahun ini harusnya ke Manado, tapi terhalang Covid. Plastik menjadi fokus utama, karena Indonesia merupakan kontributor ke dua setelah Tiongkok dalam penyumbang sampah plastik terbesar dunia,” ucapnya.
Harapannya, dengan kegiatan identifikasi ini akan bisa dijadikan titik awal pengembangan oleh satker teknis terkait, dalam menindaklanjuti apa yang harus dilakukan dengan sampah ini.
“Ayo mulai dari diri kita, lingkungan kita untuk mulai aware dengan masalah sampah ini. Ini merupakan siklus yang harus kita hentikan dengan integrated dan multisystem yang juga melibatkan kultur masyarakat sekitar, untuk lebih peduli dengan pengolahan sampah yang tepat, sehingga tidak merusak ekosistem laut,” tandasnya.
Kepala Balai Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) Sjarief Widjaja, menjelaskan bahwa laut merupakan global heritage yang menjadi kekayaan semua bangsa yang harus dijaga bersama.
“Laut merupakan sumber biodiversity dan jaminan pemenuhan pangan seluruh dunia. Karena itu, sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk menjaganya,” kata Sjarief, dalam kesempatan yang sama.
Pemerintah Indonesia, ungkapnya, sudah menyatakan untuk berpartisipasi aktif dan menjadi leader dalam masalah sampah laut ini. Karena Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik sebesar 3,22 juta ton.
“Diprediksi, sampah plastik Indonesia yang masuk ke laut itu adalah 480 ribu sampai 1,29 juta metrik ton per tahun. Dan, sudah menjadi kewajiban kita untuk mengelolanya secara tepat, yaitu melakukan pengurangan sampah sebesar 30 persen, penanganan sampah sebesar 70 persen dan pengurangan sampah plastik yang masuk ke laut sebesar 70 persen pada 2025,” ucapnya.