Kapal Wisata TWAL Maumere Beralih Angkut Penumpang
Editor: Koko Triarko
MAUMERE – Pandemi Corona membuat sektor pariwisata sangat terdampak, dan membuat para pemilik kapal kayu tradisional yang selama ini biasa mengangkut para wisatawan untuk menyelam dan berwisata di gugusan pulau di Taman Wisata Alam Laut (TWAL)Teluk Maumere, kehilangan pendapatan.
Biasanya, dalam sehari selalu ada wisatawan yang menyewa kapal untuk diantar ke spot-spot menyelam yang ada di perairan Teluk Maumere, serta mengunjungi pantai pasir putih Pangabatang.
“Sejak pertengahan Maret 2020, hampir tidak ada pemasukan sama sekali. Kapal-kapal terpaksa kami tambatkan saja di dermaga dan dialihkan menjadi kapal penumpang sementara waktu,” kata Nurdin, pemilik kapal di Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (18/8/2020).

Menurut Nurdin, jasa sewa kapal ke pulau Pangabatang pergi pulang sebesar Rp300 ribu per orang, tetapi kalau rombongan bisa mencapai Rp500 ribu sejak pagi hingga sore.
Untuk menyelam, harga Rp500 ribu karena biasanya bukan di satu lokasi saja, tetapi di beberapa lokasi dan paling jauh spot menyelam favorit berada di Pulau Babi yang merupakan tebing akibat patahan saat gempa dan tsunami.
“Sejak awal Agustus sudah ada satu dua pengunjung yang memakai jasa penyewaan perahu motor untuk berwisata ke Pulau Pangabatang, serta melakukan penyelaman. Paling banyak saat aksi pengibaran bendera di bawah laut tanggal 15 Agustus kemarin,” ucapnya.