Es Arktik Diprediksi Mencair Seluruhnya pada 2035

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Potensi mencairnya es wilayah, menurut Siswanto harus diwaspadai. Karena memiliki dampak pada sistem arus laut.

“Penelitian menunjukkan apabila es laut yang meleleh akan menyebabkan cukup banyak air tawar dari es yang mencair memasuki sistim arus laut di perairan kutub dan Samudera Atlantik bagian utara. Hal ini akan mengganggu peredaran sirkulasi transport masa air selatan-utara Samudera Atlantic yang dikenal sebagai AMOC (Atlantic Meridional Overturning Circulation),” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa AMOC adalah bagian penting dari peredaran masa air Sabuk Besar Lautan Dunia atau dikenal sebagai Global Conveyor Belt yang pergerakannya dikendalikan oleh sebaran kerapatan (denitas) dan salinitas air laut di semua Samudera dunia. Perputaran sabuk arus dunia ini salah satu mesin penggeraknya adalah pembentukan formasi arus laut dalam Samudera Atlantik Utara (NADW: North Atlantic Deep Water Formation).

“Pada saat banyak air tawar akibat es laut meleleh di Samudera Atlantik, maka AMOC dapat melambat secara signifikan. Banyak pengkajian skenario iklim yang telah dilakukan untuk melihat konsekuensi iklim dari melambatnya AMOC ini,” paparnya.

Simulasi yang dilakukan oleh Siswanto saat pengkajian thesis S-2 terkait pengkajian perlambatan AMOC hingga 3 Sverdrup akibat tergelontornya debit air tawar di Samudera Atlantic utara sebanyak 2 juta meter kubik per detik menunjukkan adanya pendinginan lautan.

Kondisi normal iklim peredaran AMOC saat ini adalah ~18 Sverdrup, dengan 1 Sverdrup sama nilainya dengan volume transportasi satu juta meter kubik per detik massa air laut.

“Dampak dari perlambatan AMOC itu adalah pendinginan lautan hampir di seluruh Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik bagian utara khususnya di sepanjang zona frontal Samudra, aliran jet baratan (westerly jet) menguat akibat menguatkan sistim tekanan rendah Aleutian terutama pada musim dingin yang berdampak pada cuaca dan iklim wilayah kutub dan sub tropis belahan bumi utara dan Zona Konvergensi Antar Tropis Antar (ITCZ) Samudera Pasifik bergeser lebih ke selatan yang konsisten dengan rekonstruksi data-data iklim purba,” paparnya lebih lanjut.

Lihat juga...