Warga Kampung Todang di Sikka Kesulitan Jual Komoditi Pertanian
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
MAUMERE — Pemukiman warga Kampung Iligai Dusun Todang Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), berada di dalam kawasan hutan produksi Iligai. Jarak terdekat menuju kampung ini yakni melewati Replika Kota Betlehem Desa Nelle Wutung kecamatan Nelle.

Kampung ini hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki melintasi kebun warga dan hutan sejauh sekitar 3 kilometer dengan kemiringan jalan antara 30 hingga 45 derajat.
“Ketiadaan jalan yang bisa dilewati kendaraan bermotor membuat kami sulit menjual hasil pertanian dan perkebunan dalam jumlah banyak,” kata Wendelimus, Ketua RT 01 RW 01 Dusun Todang Desa Hokor Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (22/7/2020).
Wendelimus menyebutkan, warga Kampung Iligai dan Kampung Todang hampir setiap minggu menjual talas atau ubi keladi dan sayur labu siam ke Pasar Alok Maumere untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Sekali jalan, kata dia, warga hanya bisa membawa sekarung labu siam atau ubi keladi karena jalanan menurun dan terjal di beberapa titik. Bila kuat, kata dia maka bisa dua kali bolak-balik.
“Paling banyak satu orang laki-laki hanya sanggup bawa sekarung ubi keladi atau labu siam saja. Kalau dijual harganya pun hanya Rp100 ribu sampai Rp150 ribu saja sehingga warga harus membawa hasil pertanian lainnya seperti singkong dan sayuran,” ungkapnya.
Kalau membawa hasil perkebunan seperti kopi dan kakao kata Wendelimus, satu karung ukuran 50 kilogram bisa mendapatkan uang jutaan rupiah. Makanya kata dia, warga mulai menanam kopi, kakao dan cengkeh agar bisa mendapatkan banyak uang sekali jalan.