Presiden Soeharto (7): Serangan Umum 1 Maret 1949 Seri-1
Letkol Soeharto sebagai Komandan Brigade X mempersiapkan pertahanan di luar kota, minus Kota Yogya. Maka ketika serangan mendadak melalui udara, ia terpisah dari pasukannya yang sedang menjaga masuknya Belanda melalui jalur darat. Ibukota Yogyakarta hanya dijaga satu kompi, pengawal Kompi Brigade dan pengawal Presiden.
Dalam situasi terpisah dari pasukan, karena ditempatkan di Purworejo, Letkol Soeharto melakukan penghadangan masuknya tentara Belanda hanya dengan kekuatan satu kompi. Yaitu kompi pengawal pribadi Letkol Soeharto sendiri.
Letkol Soeharto menghadang Belanda masuk kota Yogya untuk memberi kesempatan para petinggi negara mengungsi, sekaligus membumihanguskan fasilitas penting.
Ternyata Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta memutuskan tinggal di tempat, kemudian ditawan Belanda dan di asingkan ke Prapat, Sumatra. Sementara fasilitas penting yang sempat dibumihanguskan hanya gedung KP-5. Yaitu Gedung Korps Penyelidik yang dipimpin oleh Kolonel Lubis. Sedangkan Panglima Besar Jenderal Soedirman memutuskan melakukan perlawanan dengan gerilya.
*
Kini Letkol Soeharto sendirian bertanggung jawab atas Ibukota negara Republik Indonesia,Yogyakarta. Berbekal Perintah Siasat Panglima Besar Jenderal Soedirman No 1 Tahun 1948, Letkol Soeharto menjalankan kewenangannya. Berdasar perintah Siasat itu, melalui sistem Wehrkreise, Komandan Brigade hingga Komandan Regu diberi kewenangan untuk menentukan langkah sendiri dalam mempertahankan daerahnya.
Letkol Soeharto kemudian mencari cara mengembalikan kepercayaan rakyat Yogyakarta kepada TNI. Bahwa TNI masih mampu mengadakan perlawanan. Satu-satunya jalan adalah melakukan serangan balasan secepat mungkin ke ibukota yang kini diduduki Belanda. Letkol Soeharto bergerilnya mencari pasukan-pasukan yang tercecer dan kemudian menyusun sektor-sektor penyerangan mengitari Yogyakarta.
*
Ketika tembak menembak menghadang masuknya Belanda di kampung Nyutran, pinggiran kota Yogya sebelah tenggara, Kapten Widodo menghampiri Letkol Soeharto. Kapten Widodo itu Komandan Kompi dari Batalyon Sardjono yang ada di Purworejo. Oleh Letkol Soeharto, Widodo diminta segera melapor komandannya dan diperintahkan untuk menyusun pertahanan di selatan Yogya.