Lezatnya Kue Rambut, Oleh-oleh Khas Larantuka
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
Farida mengaku dalam sehari bisa menjual Bolo Kekera sebanyak Rp50 ribu hingga Rp100 ribu namun sejak adanya Covid-19 membuat penjualan pun menurun drastis sama sekali.
Dalam sehari kata dia, paling hanya terjual Rp20 ribu dan paling banyak Rp50 ribu sehingga dia pun mulai mengurangi jumlah Kue Rambut yang dijualnya agar tidak mengalami kerugian.
“Saya kurangi jumlah Kue Rambut yang dijual sebab takutnya tidak laku. Biasanya kalau menjelang liburan sekolah dan hari raya Paskah penjualan meningkat drastis hingga 300 persen,” ujarnya.
Salah seorang warga kota Larantuka Benedikta B.C.da Silva mengaku, untuk membuat Bolo Kekera bahan-bahannya sangat gampang ditemui dan dibeli di pasar tradisional.
Noben sapaannya menyebutkan, siapkan beras sesuai kebutuhan dan rendam di air hingga semalaman.Ambil beras tersebut jelasnya, lalu tumbuk di lesung hingga halus lalu ditaruh di Nyiru atau wadah dari anyaman bambu belah.
“Jemur tepung beras tersebut di sinar matahari hingga kering lalu diayak dan siap dipergunakan. Siapkan santan kelapa dari buah kelapa yang sudah tua agar rasa kuenya lebih enak dan gurih,” ucapnya.
Siapkan juga gula aren pinta Noben, lalu haluskan setelah itu ambil santan kelapa dan masukan gula aren dan tepung beras lalu diaduk adonan tersebut hingga merata.
Ambil kaleng susu bekas lanjutnya, lalu lubangkan bagian bawahnya dengan paku untuk digunakan meniriskan adonan cair. Cuci bersih kaleng tersebut sebelum digunakan
“Kalau dulu biasanya digunakan batok kelapa yang bagian bawahnya dilubangkan untuk meniriskan adonan. Setelah minyak di wajan mendidih, tiriskan adonan berbentuk bulat lalu dilipat menggunakan sendok goreng,” ungkapnya.