Konsep Agroforestri Tingkatkan Hasil Ekonomi Petani Lamsel

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Konsep konservasi hutan berdampingan dengan tanaman pertanian bisa memacu hasil ekonomi petani di Lampung Selatan (Lamsel).

Demikian diungkapkan Idi Bantara, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Way Seputih Way Sekampung.

Kepala BPDAS HL Way Seputih Way Sekampung, Idi Bantara (kanan) menerangkan penggunaan media semai cetak dan konsep agroforestri kepada Sudin (kiri) ketua Komisi IV DPR RI saat reses ke Persemaian Permanen Lampung Selatan, Senin (20/7/2020) – Foto: Henk Widi

Pengelolaan lahan hutan dan pertanian berdampingan disebut Idi Bantara menjadi cara konservasi lahan hutan berbasis pertanian.

Penanaman komoditas pertanian jenis jagung, pisang bisa yang dipanen usia bulanan bisa berdampingan dengan tanaman kayu yang bisa dipanen tahunan. Tanpa meninggalkan konservasi agroforestri bertujuan meningkatkan ekonomi petani.

Membantu petani melakukan agrofororestri, BPDASHL WSS sebut Idi Bantara menyiapkan ratusan ribu bibit. Sejak 2012 hingga 2019 bibit gratis disediakan Persemaian Permanen mencapai 16.400.000 tanaman. Jenis bibit yang disediakan untuk rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) berkonsep agroforestri diprioritaskan tanaman produktif.

“Agroforestri bertujuan untuk menghijaukan kawasan hutan yang sebagian masuk hutan produksi, hutan kemasyarakatan dengan tujuan konservasi lahan namun tetap memberikan nilai ekonomis bagi petani pengelola hutan,” terang Idi Bantara di Persemaian Permanen, Karangsari, Lamsel (20/7/2020).

Menerima kunjungan reses komisi IV DPR RI yang diketuai Sudin, Idi Bantara menerangkan potensi produksi RHL berkonsep agroforestri.

Lihat juga...