Jelang Iduladha Pasar Pasuruan Sulit Terapkan Protokol Kesehatan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Saat prepekan atau puncak keramaian jelang hari raya Iduladha 1441 Hijriah pasar Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel) lebih ramai dari biasanya.

Tradisi berbelanja untuk kebutuhan hari raya dengan prepekan berimbas protokol kesehatan (prokes) tidak bisa diterapkan. Pengunjung dominan memakai masker namun terlihat tidak mencuci tangan dan jaga jarak.

Lukman, pedagang daging di pasar Pasuruan menyebut saat pandemi Covid-19 diterapkan prokes. Penerapan prokes memungkinkan dilakukan saat aktivitas pasar tradisional hari biasa. Namun saat prepekan ia memastikan prokes sulit diterapkan karena masyarakat berdesakan. Akses masuk pasar dari segala arah berimbas kemacetan di sejumlah jalan dan los pasar.

Sebagian pedagang disebutnya telah menggunakan masker, mencuci tangan. Namun ia menyebut sulit bagi pedagang dan pembeli menerapkan jaga jarak (physical distancing) bahkan cenderung harus berdesakan.

Saat akan membeli sejumlah kebutuhan didominasi bahan makanan untuk kebutuhan Iduladha berdesakan di sejumlah los tidak bisa dihindarkan. Lukman menyebut tetap memakai hand sanitizer untuk antisipasi Covid-19.

“Saat ini sulit untuk mengingatkan orang lain menerapkan protokol kesehatan, cara yang paling tepat dengan menjaga diri sendiri dengan cuci tangan, memakai hand sanitizer meski jaga jarak sulit dilakukan, setelah pulang langsung mandi dan semua pakaian dicuci,” terang Lukman saat ditemui Cendana News, Kamis (30/7/2020).

Lukman yang menjual sebanyak seratus kilogram daging sapi menyebut sejak pagi telah menjual 60 kilogram. Kebutuhan daging sapi menjadi pilihan bagi warga untuk menyiapkan hidangan keluarga ketika Iduladha. Sebagian warga yang membeli daging memilih membeli daging untuk membuat opor, rendang meski saat hari Iduladha akan mendapatkan jatah daging.

Lihat juga...