Industri Otomotif Nasional Tetap Prospektif di Tengah Pandemi
Dikatakan, volume penjualan otomotif paling rendah akibat pandemi adalah pada Mei, yakni hanya mampu menjual 3.551 unit, padahal biasanya bisa melakukan penjualan sekitar 90 ribu-100 ribu unit.
“Tapi pada Juni, volume penjualan mulai membaik lagi dan sudah mencapai lebih 12 ribu-an unit. Ini merupakan sinyal bagus untuk segera pulih untuk sektor otomotif,” kata Kukuh.
Industri otomotif Indonesia di kawasan ASEAN sebenarnya sudah sangat berkembang, sekalipun masih berada di belakang Thailand yang menempati urutan satu, dengan munculnya pesaing baru dari Vietnam.
Namun, katanya, dengan kebersamaan pemerintah dan swasta yang solid diharapkan industri otomotif nasional bisa tumbuh lebih baik lagi.
Hal lain yang ikut mendorong prospek otomotif Indonesia akan berkembang, ungkap Kukuh, adalah pembangunan infrastruktur tetap berjalan walaupun Covid-19 belum selesai.
“Pernyataan Presiden Jokowi, bahwa sekalipun Covid ada, tapi pembangunan infrastruktur tetap jalan, ini merupakan sinyal bagus dari pemerintah untuk industri otomotif nasional,” katanya.
Gaikindo menilai terus berjalannya pembangunan infrastruktur akan berimbas pada pemerataan ekonomi di daerah-daerah.
Kondisi ini pula yang mengakibatkan penjualan kendaraan bermotor mulai merata di hampir semua daerah, dan tidak lagi terpusat di Pulau Jawa.
“Kalau 20 tahun lalu sebesar 80 persen penjualan kendaraan terkonsentrasi di Pulau Jawa, sekarang penjualan di Jawa hanya 40 persen,” katanya.
Kukuh mengatakan, pula pihaknya ikut mendorong dan mendukung program kendaraan listrik sebagai kendaraan alternatif untuk mengurangi bahan bakar fosil.