Industri Otomotif Nasional Tetap Prospektif di Tengah Pandemi

Penjualan kendaraan bermotor (KBM) roda empat atau lebih pada 2019 masih didominasi jenis kendaraan multifungsi (MPV) di bawah 1.500 cc, sebanyak 442 ribu unit atau menyumbang sekitar 43 persen dari total penjualan nasional, dan jenis kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) di bawah 1.200 cc sebanyak 217 ribu unit, menyumbang sekitar 21 persen dari total penjualan nasional.

Putu mengatakan, saat ini Indonesia memiliki 22 perusahaan industri KBM roda 4 atau lebih yang memiliki fasilitas perakitan dan atau manufaktur di dalam negeri, dengan kapasitas produksi sekitar 2,2 juta unit per tahun, dan menyerap tenaga kerja langsung 75 ribu orang serta tenaga kerja tidak langsung 1,5 juta orang.

Di samping itu, saat ini ada sekitar 1.550 perusahaan industri bahan baku dan komponen otomotif dalam negeri yang terdiri atas 550 perusahaan industri merupakan tier 1, dan 1.000 perusahaan industri merupakan tier 2 dan 3.

Dari jumlah tersebut, 237 perusahaan industri tergabung dalam GIAMM (Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor) dan 128 perusahaan industri tergabung dalam PIKKO (Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif).

Sempat Turun

Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, mengakui industri otomotif nasional, bahkan dunia, memang sempat turun. Padahal, sedang ada upaya untuk bangkit usai adanya pemilihan presiden dan wakil presiden, tapi turun lagi dengan adanya Covid-19.

Data 10 tahun belakangan volume penjualan dalam negeri rata-rata sudah di atas satu juta dari 2010-2011. Namun, pemilu tahun lalu dan Covid-19 tahun ini menyebabkan penjualan turun. Meski demikian, yang menarik adalah rasio kepemilikan mobil dari yang semula 80-87 mobil per seribu penduduk, tahun lalu Indonesia sudah naik 99 mobil per seribu penduduk.

Lihat juga...