Perubahan Cuaca, Petambak Lamsel Tunda Tebar Benur

Editor: Makmun Hidayat

Fase puncak pasang air laut dan banjir rob membuat ia memilih melakukan panen total. Memanen udang size 50 menurutnya untuk memenuhi pasokan pasar lokal. Udang vaname size 50 menurutnya pada level petambak dijual seharga Rp50.000 per kilogram. Mendapatkan hasil sekitar 500 kilogram masih bisa mendaptkan hasil Rp25juta.

“Hasil sebetulnya bisa maksimal namun sempat terkena limpasan banjir rob sebagian udang hanyut oleh banjir,” beber Hasanudin.

Sebagian petambak udang vaname yang lebih dahulu panen menurut Hasanudin membiarkan tambak kering. Sebagian petambak diprediksi akan melakukan proses pembudidayaan udang bulan Agustus mendatang. Sebab sesuai prediksi penebaran benur bulan Agustus akan dipersiapkan untuk kebutuhan awal tahun dan tahun baru. Sementara tidak membudidayakan udang,penebaran bibit bandeng jadi pilihan.

Imbas penundaan budidaya udang vaname, pemilik usaha pembenihan udang (hatchery) akui alami penurunan pesanan. Waris, pemilik usaha pembenihan udang atau benur di Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa kerap mendapat permintaan benur minimal 50ribu ekor. Permintaan dari petambak tradisional dominan berasal dari wilayah Lampung Timur dan lokal Lamsel.

Penyiapan benur atau dikenal post larva akan dikirim saat memasuki ukuran 9 hingga 10. Satu ekor PL benur dengan ukuran atau size 9 dijual Rp20 per ekor jenis udang vaname dan Rp22 pe rekor jenis udang windu. Selain benur udang ia juga menyediakan bibit ikan bandeng atau nener dengan harga Rp50 perekor. Pembeli kerap memesan minimal 50ribu benur udang vaname seharga Rp1juta untuk dibudidayakan hingga usia tiga bulan.

“Permintaan benur udang sedang sepi karena petambak menunda melakukan budidaya dampak cuaca,” beber Waris.

Lihat juga...