Pentingnya Pra-pubertas bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Program Manager Yayasan Isadd Indonesia (YISADDI) Dra. Dini E Oktaufik saat Webinar Masa Pra-pubertas pada Anak Berkebutuhan Khusus oleh Yayasan MPATI, Minggu (7/6/2020) - Foto Ranny Supusepa

Untuk menghadapi , Dini menyatakan, orang tua harus bisa memberikan penjelasan sebelum masa pubertas itu datang.

“Inilah pentingnya masa pra pubertas, yaitu sekitar umur 6-12 tahun. Penjelasan harus lah menggunakan gambar atau visual yang appropriate, sehingga ananda bisa memahami dan lebih mudah dimengerti,” ucapnya.

Penting bagi orang tua untuk menggunakan terminologi yang tepat, sehingga tidak membingungkan ABK.

“Misalnya, banyak orang tua yang menganalogikan penis dengan burung. Ini akhirnya akan membingungkan anak, apakah burung itu bagian dari tubuhnya atau binatang yang bisa terbang. Jadi, kesiapan orang tua sangat penting dalam menggunakan kata yang tepat bagi ananda,” ucapnya lagi.

Memasuki masa pra pubertas ini, menurut Dini, ABK sudah harus menyelesaikan tahap kepatuhan dan toilet training dengan baik.

“Baik disini dalam artian ananda sudah bisa menginisiasi sendiri untuk pergi ke toilet. Artinya, ananda sudah mengenali dan memahami kebutuhan ke toilet. Jika masih harus sejam sekali diajak oleh orang tua, itu artinya belum selesai masa toilet training-nya,” ujarnya.

Jika pada umur 6 tahun, toilet training ini belum selesai, Dini menyebutkan kondisi ini sudah lampu merah. Harus lebih diupayakan untuk bisa selesai dengan baik.

“Memasuki umur 7-8 tahun, ananda sudah harus bisa masuk ke kamar mandi sendiri, mandi lalu keluar kamar mandi dengan sudah menggunakan celana dalam dan minimal celana pendek. Tidak boleh berhanduk lagi keluar dari kamar mandi. Selain mengajarkan kemandirian, ini juga mengajarkan tentang privacy kepada ananda, sehingga akan lebih mudah nantinya untuk memasuki masa pubertas,” paparnya.

Lihat juga...