Korban Bencana Palu Mulai Tinggal di Huntap Balaroa
“Tapi dengan catatan, jangan mengeluh karena fasilitasnya masih terbatas, seperti fasilitas air bersih masih dalam pembangunan, sebagian listrik juga belum terpasang,” katanya.
Dia mengatakan, seluruh fasilitas pembangunan hunian tetap tersebut akan rampung akhir Juli 2020.
Pemerintah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) membangun rumah tersebut dengan anggaran Rp50 juta per unit, dengan spesifikasi tipe 36 berkonstruksi risha, dinding batako tanpa plester, dibangun di atas lahan 15 x 10 meter.
“Kami tidak membangun dapur. Nanti itu dibangun sendiri oleh pemiliknya, karena masih ada lahan untuk dapur,” katanya.
Kawasan hunian tetap tersebut dibangun secara gotong rotong dengan dua sumber pembiayaan, yakni APBD Kota Palu dan APBN.
APBD Palu, antara lain membiayai pemetaan lahan, pembentukan badan jalan, talut, drainase dan sanitasi dengan anggaran Rp1,6 miliar. Sementara APBN melalui dana DAK membangun fisik rumahnya.
Hunian tetap Balaroa di Palu Barat, dan Hunian tetap Budha Zhu Chi, di Kelurahan Tondo, kini menjadi kawasan hunian baru di kaki gunung. Hunian tetap itu sebagai penanda sekaligus sejarah dari kelamnya bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi yang melanda Kota Palu dan daerah sekitarnya pada 28 September 2020. (Ant)