Jenderal Edhie, “Selamat Jalan”
Oleh: Brigjen TNI (Purn) Drs. Aziz Ahmadi, M. Sc
Keempat, sama-sama naik pangkat Kolonel (1-04-99). Kolonel Inf Edhie, sebagai Ajudan Wakil Presiden dan lanjut Presiden RI, Ibu Megawati. Kolonel Aziz Ahmadi, sebagai Sespri Menko Polsoskam, Bapak SBY.
Dalam 4 (empat) momentum itulah, rasanya indah sekali. Cukup waktu untuk (saling) beradaptasi. Berkolaborasi, baik secara personal dan akademik, maupun (kemudian) dalam dinamika penugasan, sehari-hari.
Sebagaimana penuturan para sejawat (Akmil 1980), para senior atau yuniornya, Jenderal Pramono Edhie Wibowo, adalah fotokopi sang Ayah – Jenderal Sarwo Edhie Wibowo.
Tajam sorot matanya. Disiplin, loyalitas dan profesionalisme. Serta militansi, keteguhan dalam prinsip dan kesederhanaan, adalah titisan Sang Ayahandanya.
Sifat, watak dan karakter atau kepribadian teguh – baik selaku prajurit maupun sebagai pimpinan – kiranya itulah role model, sesungguhnya.
Dalam komunikasi atau pergaulan sehari-hari, begitu humble. Low profile, rendah hati, sederhana, responsif dan juga humoris. Amat dekat dengan anggota/bawahan. Enak diajak diskusi dan memadukan dinamika pemikiran. Koordinatif dalam pelaksanaan lintas tugas, agenda, dan kegiatan, di lapangan.
Konvensi Capres
Itulah kekuatan utama Jenderal Pramono Edhie Wibowo.
Salah satu Jenderal, yang setelah purna tugas/pensiun, menjadi kader utama dan fungsionaris Partai Demokrat, sampai akhir hayat beliau.
Jenderal Edhie, juga sempat ikut konvensi Calon Presiden (Capres) tahun 2014, dari Partai Demokrat. Saat itu, antara lain tercatat beberapa kandidat Capres, seperti, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, dan lain-lain.
Kini, …
Semuanya tengah menggelayut secara imajiner dalam kesan dan kenangan. Mengiringi keberangkatan Jenderal Edhie, “pulang kampung menuju Surga”.