Jenderal Edhie, “Selamat Jalan”

Oleh: Brigjen TNI (Purn) Drs. Aziz Ahmadi, M. Sc

Jenderal Pramono Edhie, adalah adik kandung Ibu Negara ke-6 – Kristiani Herrawati – almaghfurlah, lahul Fatihah. Atau lebih populer dengan sebutan, Ani Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Presiden ke-6 Republik Indonesia.

Seperti halnya SBY, secara numerical Jenderal Pramono Edhie, juga memiliki kekhasan sendiri.

SBY, dikenal dengan identifikasi angka “9”. Lahir tanggal 9, di bulan 9 (September), tahun 1949. Jika 10 adalah angka sempurna, maka “9”, adalah angka tertinggi nan begitu unik. Kelipatan dan perkaliannya, kembali ke angka dasar, “9”.

Begitu pula dengan sang adik ipar, Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo. Seorang prajurit yang tumbuh dan besar, di lingkungan satuan elit Kopassus. Di satuan ini, dimulai karirnya dan dipuncaki sebagai Komandan Jenderal (Danjen), sebelum menjabat Panglima Kostrad dan Kasad.

Secara numerical/angka, demikian juga dengan Jenderal Edhie. Punya keunikan dengan dan di angka, “5”. Beliau adalah putra ke-5, yang lahir pada tanggal 5, bulan 5 (Mei), tahun 1955.

Fotokopi

Secara pribadi, saya amat bersyukur dan beruntung. Mengaku amat dekat, mungkin berlebihan. Tapi setidaknya, ada empat kali momentum kebersamaan, yang tak mungkin diabaikan. Sebuah momentum yang  cukup lama, intens, produktif dan asyik.

Pertama, pangkat Kapten. Sama-sama sebagai Perwira Siswa (Pasis) Pendidikan Lanjutan II Infanteri (Suslapa II If), tahun 1989/90.

Kedua, pangkat Mayor. Sama-sama sebagai Pasis Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), Susreg XXXII, tahun 1994/1995.

Ketiga, saat bertugas ke Nepal/Katmandu. Mayor Inf Edhie, adalah Komandan Tim  Kopassus. Mengemban tugas khusus, menaklukkan puncak/atap dunia, Gunung Everest, pegunungan Himalaya, tahun 1997.

Lihat juga...