Indahnya Nebula Trifid di Konstalasi Sagitarius

Editor: Koko Triarko

Dan yang ke tiga, adalah nebula gelap yang berwarna hitam yang merupakan debu-debu molekuler antarbintang, yang ke depannya dapat menjadi salah satu pemicu terbentuknya bintang-bintang baru.

“Terdapat pula kluster bintang muda berwarna biru yang terang dan mengionisasi hidrogen di sekitarnya,” urainya lebih lanjut.

Aditya menyebutkan, sudah dua kali melakukan pengamatan pada nebula Trifid ini. “Pertama kali saat saya baru menjadi staff oail sekitar Juni 2019, dengan menggunakan teleskop katadioptrik (Schmidt-Cassegrain) Meade LX-90, dengan kamera Canon 5D IV. Dan yang ke dua, tahun ini, pada 14 Juni 2020 dengan teleskop refraktor Lunt 80ED f/7 dengan kamera monokrom ZWO ASI 178 MM. Karena kameranya jenis monokrom, kami menggunakan filter warna agar dapat dikombinasikan menjadi gambar tersebut. Kami mengambil dengan menggunakan filter LRGB yang kemudian diolah sedemikian, sehingga menjadi gambar ini,” ujarnya, seraya menunjukkan gambar Nebula Trifid.

Astronom POJ, Widya Sawitar, memaparkan bahwa saat terbaik untuk melihat rasi bintang Sagittarius dimulai minggu ke tiga bulan Juni, jika berpedoman di kota Jakarta.

“Pada pukul 18:00 WIB, rasi bintang ini sudah berada di ufuk timur. Pada 7 Juli, jam 24:00 WIB ada di meridian, yaitu lingkaran yang menghubungkan titik utara dan selatan yang melewati puncak langit, midnight culmination date. Ketinggian dari titik selatan sekitar 70 derajat,” kata Widya, saat dihubungi terpisah.

Pada awal Januari, lanjutnya, Sagittarius pada jam 18:00 WIB sudah terbenam bersamaan dengan terbenamnya Matahari. Sehingga, sepanjang malam tidak dapat dilihat sampai bulan Juni berikutnya.

Lihat juga...