Guru PLK Cerdas Anak Bangsa di Sikka Jarang Mengajar
Editor: Koko Triarko
Kursi di sekolah ini, kata dia, merupakan bantuan dari mantan anggota DPRD NTT, Oswaldus, yang menyumbang 20 buah. Sementara sisanya merupakan bantuan dari dana desa.
“Pihak yayasan hanya menyumbang meja beberapa saja dan sangat jarang datang ke sekolah ini.Yang sekolah disini sekitar 60 orang siswa mulai dari kelas 1 sampai kelas 6,“ jelasnya.
Sementara itu, Ketua RT. 17A RW. 006, Dusun Wodon, Desa Wairterang, Bernadus Brebo, mengatakan sebelum mewabahnya Covid-19, guru-guru pun jarang masuk sekolah dan mengajar, bahkan saat masuk pun hanya satu dua jam dan pulang.
Hal ini membuat anak-anak pun jarang masuk sekolah, bahkan semua anak didik di PLK Cerdas Anak Bangsa naik kelas meskipun tidak mengikuti ujian sama sekali.
“Guru-guru jarang mengajar, sehingga kondisi pendidikan di sini sangat memprihatinkan. Kondisi bangunan sekolah yang rusak ini karena tidak ada kerja sama antara ketua yayasan dengan orang tua murid,” tuturnya.
Ketua yayasan, sebut Bernadus, bekerja sebagai pendamping PKH sehingga tidak sibuk mengurus sekolah PLK ini lagi. Dia menyesalkan pengurus yayasan yang berjanji seminggu dua kali hadir di sekolah, tetapi hanya janji belaka.
“Sekolah ini, dia tidak campur tangan lagi sejak pindah ke sini. Padahal, dia janji satu minggu dua kali dia harus hadir, ternyata sampai detik ini dia tidak pernah hadir sama sekali,” sesalnya.