Getirnya Kondisi Gedung Sekolah di Sikka

Editor: Koko Triarko

Ketua komite PLK Cerdas Anak Bangsa, Kasianus Hieng, menyebutkan anak-anak bisa bersekolah di dusun Wodon, tetapi kelas 2 atau 3 sudah tidak sekolah karena meda jalan yang sulit.

Untuk mencapai sekolah induk di Dusun Wodon, anak-anak harus berjalan kaki sekitar 2 kilometer melintasi padang ilalang dan hutan. Ini yang membuat anak-anak tidak bisa tamat sekolah dasar.

“Hampir 50 persen anak-anak tidak tamat sekolah dasar karena orang tua juga tidak mendorong anak-anak untuk terus melanjutkan pendidikannya. Saya relakan  tanah saya dan beberapa pohon jambu mete ditebang untuk bangun sekolah ini lagi,” ungkapnya.

Aktivis lingkungan yang juga Komunitas Jalan Kaki (KJK) Sikka, Wenefrida Efodia Susilowati, saat mengunjungi sekolah ini mengaku kaget karena anak-anak PLK Cerdas Anak Bangsa ini tidak bisa menyanyikan lagu kebangsaan dengan benar.

Untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kata Susi, sapaannya, pihaknya harus melatih anak-anak berulang kali. Bahkan, ada anak sekolah kelas 5 SD saja tidak bisa menyanyikannya.

“Ini sesuatu yang sangat menyenangkan, di mana kami harus melatih anak-anak sekolah untuk bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kalau dua atau tiga kali kami datang dan mengajar mereka, tentu mereka bisa menyanyi,” ungkapnya.

Bahkan, lanjut Susi, ada anak kelas 3 masih kesulitan untuk membaca dan mereka bingung. Dirinya mengaku miris melihat kondisi sekolah dan anak didik.

“Mungkin karena mereka merasa belum merdeka, sehingga sulit menyanyikan lagu kebangsaan. Apalagi, guru-guru juga jarang mengajar dan kondisi sekolah juga sangat mengenaskan,” ungkapnya.

Pantauan Cendana News, dinding bangunan sekolah banyak yang berlubang dan bambu belah pun sudah terlepas. Atap seng bangunan sekolah juga banyak yang terlepas.

Lihat juga...