Getirnya Kondisi Gedung Sekolah di Sikka

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Saat pemerintah menggaungkan semangat belajar dan menurunkan angka putus sekolah, anak-anak di Kampung Wairbukan, Desa Wairterang, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sangat kesulitan mendapatkan akses pendidikan dengan layak.

Bangunan gedung sekolah pun sangat tidak layak dan masih berlantai tanah, bahkan nyaris roboh, dengan dinding dari bambu belah serta beratap seng yang sebagian besarnya sudah rusak.

“Sekolah ini awalnya merupakan SD Kaki, sekolah induknya berada di pusat desa Wairterang yang berjarak sekitar 2 kilometer dari kampung ini,” kata Bernadus Brebo, Ketua RT 17A Kampung Wairbukan, Bernadus Brebo, Minggu (28/6/2020).

Ketua RT 17A Kampung Wairbukan, Desa Wairterang, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT, Bernadus Brebo saat ditemui, Minggu (28/6/2020). -Foto: Ebed de Rosary

Menurut Bernadus, baru berjalan 2 tahun sekolahnya lalu ditutup, sehingga warga kampung menghadap DPRD Sikka untuk meminta agar aktivitas sekolah bisa berjalan kembali.

Anggota DPRD Sikka, sebutnya, berjanji akan memperjuangkannya agar menjadi sekolah kaki, tetapi janji hanya tinggal janji, sehingga sekolah pun tetap ditutup.

“Akhirnya didirikan sekolah Pendidikan Layanan Khusus (PLK) Cerdas Anak Bangsa yang dikelola yayasan. Sekolah ini kewenangan dinas pendidikan provinsi NTT,” ungkapnya.

Bernadus menambahkan, sekolah di kampungnya sudah 11 tahun berdiri. Lokasi pertama di RT 17A di tanah miliknya selama 7 tahun, karena ada satu dan lain hal, dipindah ke RT 17B dan sudah berjalan 4 tahun.

Lihat juga...