Di Pasar Dalam Negeri, Permintaan Jagung Gorontalo Meningkat
GORONTALO – Balai Karantina Pertanian Gorontalo menyatakan, jagung dari daerah tersebut diminati pasar dalam negeri, walaupun di tengah masa pandemi COVID-19.
Kepala Seksi Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Gorontalo, Dwi Rachmanto mengatakan, jagung Gorontalo sejauh ini mampu memberikan kontribusi positif bagi pemenuhan komoditas dalam negeri maupun ekspor. “Dari data triwulan pertama 2020, permohonan sertifikasi jagung biji Karantina Gorontalo menunjukkan adanya kenaikan, bahkan termasuk jika dibandingkan dengan kondisi di tahun sebelumnya,” ujarnya, Sabtu (13/6/2020).
Dwi memaparkan, per-Januari 2020, sebanyak 30.175 ton jagung, dengan nilai ekonomis mencapai Rp120 miliar, sudah menjadi bagian dari roda ekonomi petani jagung. “Memasuki Februari, penurunan angka menuju 22.000 ton terjadi, akibat wabah pandemi mulai marak menerapkan berbagai pembatasan,” ujarnya.
Namun, seiring dengan kebijakan pemerintah terhadap arus orang dan barang, permintaan jagung menggeliat kembali pada bulan berikutnya hingga 46.460 ton. Dengan nilai komoditasnya mencapai Rp168 miliar. “Sebagian besar dilepas ke dalam negeri, seperti Jakarta, Cilegon, dan Lampung,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Gorontalo, Indra Dewa mengatakan, jika melihat perputaran pasar jagung dalam negeri melalui data sistem IQ Fast, pihaknya optimistis semangat bertani jagung di Gorontalo tidak surut akibat pandemi. “Hingga detik ini, Karantina Pertanian masih memegang komitmen mendukung penuh berbagai program Kementerian Pertanian, Gratieks dan Kostratani untuk kemajuan pertanian di Indonesia. Dalam kondisi apapun, kebutuhan pangan dalam negeri harus cukup, dan petani harus sejahtera,” pungkasnya. (Ant)