Bengkel Misi Terus Kembangkan Produk Pangan Lokal

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Produk olahan pangan seperti sorgum, kelor atau marungga dan kopi dengan brand Mai Sai milik Bengkel Misi, PT. Langit Laut Biru di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mulai disukai pembeli.

Awalnya, produk Mai Sai lahir dari sebuah Inovation Cell sistem inkubator yang diinisiasi oleh Keuskupan Maumere, dengan kampus ATMI Solo dan menjalankan pelatihan selama 6 bulan.

“Awal mula melakukan pengolahan kakao, sementara investasi mesin biayanya besar dan petani juga belum mengikuti proses fermentasi kakao,” sebut Yohanes Adrianus Beto, Kepala Bagian Pengolahan Pangan PT. Langit Laut Biru, Senin (15/6/2020).

GM PT. Langit Laut Biru, Bengkel Misi Keuskupan Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, A. Dian Setiati, saat ditemui di kantornya, Senin (15/6/2020). -Foto: Ebed de Rosary

John, sapaannya, mengatakan pihaknya hendak membeli produk kakao dari petani, tetapi kalah bersaing dengan tengkulak yang mempraktikkan ijon.

Produk kakao pun macet, sehingga beralih kembangkan produk pengolahan kopi yang mesinnya juga bisa mempergunakan mesin pengolahan kakao.

“Mai Sai itu bahasa Sikka yang artinya mengajak, ayolah atau mari sudah. Setelah selama 2 tahun berproduksi, semua karyawan akhirnya mundur dan tinggal saya sendiri,” ungkapnya.

Waktu itu karena start up, neraca keuangan perusahan turun karena bersaing dengan produk industri besar, sehingga makin lama keuangan makin minus dan usahanya tutup.

Tahun 2019, bebernya, masuk manajemen baru sehingga dia  dipanggil dan bekerja lagi tetap dengan produk pengolahan pangan, termasuk mengembangkan hasil pertanian organik, seperti sayur dan buah-buahan.

Lihat juga...