Warga Batursari Semarang Adopsi Program ‘Jogo Tonggo’

Editor: Makmun Hidayat

Dari hasil jimpitan dan sumbangan warga, ditampung dalam satu tempat kemudian digunakan untuk memasak. Setiap hari, ada sekitar 100 -150 porsi makanan atau sembako yang tersedia. Warga pun bebas mengambil, tanpa dipungut biaya.

“Konsepnya swadaya dari warga, untuk membentuk ketahanan pangan. Jadi ketika ada bantuan pemerintah maupun perorangan disalurkan di satu tempat. Kemudian disalurkan kepada warga yang membutuhkan,” imbuhnya.

Hartiani berharap dengan adanya dapur umum itu, bisa sedikit meringankan beban mereka yang terimbas Covid-19. “Harapannya, semangat dari jogo tonggo ini mampu mempererat rasa persaudaraan, saling tolong menolong,  jangan sampai ada tetangga kita yang kelaparan,” tegasnya.

Diterangkan, program yang sudah dimulai sejak 14 Mei 2020 lalu tersebut, akan terus berlangsung hingga nanti selesai Lebaran. “Mudah-mudahan, program ini bisa terus berjalan. Di satu sisi, kita juga berharap corona cepat berlalu, sehingga kehidupan kita juga bisa kembali seperti semula,” imbuhnya.

Salah seorang warga, Muhajirin, mengaku sangat terbantu dengan adanya program jogo tonggo di RT 10 RW 15 Batursari tersebut. Menurutnya,  hal itu merupakan solusi dari kesulitan ekonomi yang ia rasakan semenjak dirumahkan.

“Sudah lebih dari dua minggu saya tidak bekerja, karena dirumahkan. Pabrik tempat saya bekerja juga tengah terpuruk karena sepi order, akibat pandemi,” terangnya.

Pihaknya pun berharap, program tersebut bisa membantu meringankan kesulitan ekonomi yang dialaminya.

Lihat juga...