Warga Batursari Semarang Adopsi Program ‘Jogo Tonggo’

Editor: Makmun Hidayat

SEMARANG — Gerakan Jogo Tonggo dalam menghadapi pandemi Covid-19, terus digalakkan di berbagai wilayah. Tak terkecuali di RT 10 RW 15 Batursari, masyarakat bergotong royong membuat dapur umum,  untuk membantu warga tidak mampu atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Ketua RT 10 RW 15 Batursari, Hartiani Nurjoko menuturkan jumlah warganya sekitar 350-400 orang, dari jumlah tersebut sekitar 150 orang yang memiliki pekerjaan informal seperti tukang ojek online, pedagang keliling, hingga buruh pabrik yang terkena PHK akibat Covid-19.

“Masyarakat lalu berinisiatif, sesuai dengan anjuran pemerintah, berupaya agar menjaga warga tidak kelaparan, jogo tonggo, menjaga tetangga. Jadi kami membantu dengan mendirikan dapur umum ini, serta pembagian sembako gratis,” tuturnya.

Setiap hari, warga memasak beragam menu makanan, setelah selesai kemudian dibungkus dan diletakkan di depan rumah salah satu warga. Dalam waktu kurang lebih 1 jam, beragam makanan tersebut habis terbagi. “Selain nasi bungkus, juga ada beragam sembako dan sayuran mentah yang kita masukkan. Harapannya mereka yang membutuhkan, juga bisa memasak sendiri di rumah,” terangnya.

Ketua RT 10 RW 15 Batursari, Hartiani Nurjoko memaparkan dalam memenuhi kebutuhan dalam program jogo tonggo, mereka mengandalkan iuran sukarela hingga sumbangan dari warga dan donatur, saat ditemui, Rabu (20/5/2020). -Foto Arixc Ardana

Hartiani menandaskan, siapa saja boleh mengambil. Tidak harus warga di wilayahnya. Mereka yang melintas pun bisa mengambilnya. Di satu sisi, siapa saja juga boleh ikut berpartisipasi. “Untuk membeli bahan baku makanan, warga bergotong royong mengambil iuran jimpitan. Adapula, mereka yang memiliki kemampuan lebih menyumbang uang, beras, minyak goreng atau kebutuhan lainnya,” tambahnya.

Lihat juga...