Travel dan Ekspedisi di Lamsel Andalkan Muatan dan Penumpang Jarak Dekat

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

LAMPUNG — Larangan mudik dan menyeberang dengan kapal dari pulau Jawa ke Sumatera melalui pelabuhan Bakauheni berimbas pada jasa transportasi penumpang dan barang. Agar tetap beroperasi, sejumlah pelaku usaha memilih muatan dan penumpang jarak dekat.

Anggiat Lubis, salah satu penyedia jasa pencari penumpang menyebutkan, sejak larangan mudik berlaku 24 April silam ia tidak mendapat penumpang. Ketatnya prosedur izin (clearance) penumpang pejalan kaki mengakibatkan tidak ada pekerja asal pulau Jawa pulang saat lebaran Idul Fitri 1441 H.

“Presentase penurunan penumpang mencapai 100 persen dibandingkan lebaran tahun lalu dan juga kondisi normal, operasional kendaraan tidak sebanding dengan setoran,” terang Anggiat Lubis saat ditemui Cendana News di terminal antarmoda pelabuhan Bakauheni, Selasa (26/5/2020).

Sejumlah pemilik usaha travel diakui Anggiat Lubis memberikan relaksasi setoran bagi pengemudi. Sebab pada kondisi normal sehari bisa mendapatkan omzet sekitar Rp700.000, setoran bisa mencapai Rp300.000 dan jatah bahan bakar Rp100.000. Kini semenjak penumpang berkurang pemilik usaha memberi kelonggaran setoran menyesuaikan jumlah penumpang.

Sebelumnya setoran ke perusahaan pemilik travel bisa ditarget dalam sehari. Sebab dalam sehari penumpang dari Merak turun di Bakauheni via kapal mencapai rata rata 1.000 orang.

“Penumpang asal Merak hanya mencapai puluhan dan dominan dijemput dengan kendaraan motor oleh keluarga,” terang Anggiat Lubis.

Anggiat Lubis menyebut usaha travel mengalami penurunan omzet terparah semenjak Covid-19 melanda. Imbasnya sejumlah unit travel terpaksa tidak dioperasikan karena biaya operasional tinggi.

Lihat juga...